Kebanyakan
orang menjalani hidup dengan satu skenario saja. Ketika melewati pintu
rumah pada suatu pagi, mereka yakin akan sampai di kantor satu atau dua
jam kemudian, lalu pulang ke rumah pada sore hari. Mereka tak punya
alternatif bagaimana kalau ada hambatan di perjalanan sehingga
terlambat masuk kantor, atau bagaimana jika sepulang dari kantor mereka
tidak pernah lagi sampai di rumah.
Hidup
ini penuh misteri, tak cukup dihadapi dengan satu skenario saja. Ketika
pada suatu pagi kita melangkah ke luar rumah, ada beragam kemungkinan
menanti kita. Kemungkinan-kemungkinan itu sangat banyak, bisa tak
terhitung. Kita tak pernah tahu mana yang akan terjadi.
Tapi
pengetahuan dan akal sehat manusia telah mengelompokkannya. Secara
garis besar ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan baik dan kemungkinan
buruk. Kemungkinan baik, marilah kita sambut dengan syukur. Kemungkinan
buruk, marilah kita antisipasi sebelum terjadi.
Salah satu bentuk antisipasi atas kemungkinan buruk adalah asuransi. Karena
asuransi bicara kemungkinan buruk, banyak orang lebih suka tidak
membahasnya. Tapi seperti kata pepatah, “Mencegah lebih baik daripada
mengobati.” Membicarakannya sekarang lebih baik daripada menyesal
setelah kejadian.
Sekali
lagi hidup ini dan terutama masa depan sangatlah penuh misteri, maka
kita butuh beberapa skenario untuk menjalaninya. Ada sejumlah skenario
yang ditawarkan asuransi, antara lain skenario jika sehat-selamat,
skenario jika sakit, jika kecelakaan, jika cacat, dan jika pindah ke
lain dunia.
Jika
orang hanya hidup dengan satu skenario, yaitu skenario sehat-selamat
saja, maka akan ada banyak kesulitan jika ternyata skenario lain yang
dia alami. Seringkali kesulitan itu bukan dia sendiri yang merasakan,
melainkan terutama keluarganya. Siapa yang pusing jika seorang ayah
kecelakaan, apalagi sampai meninggal dunia? Istri dan anak-anaknya.
Dalam
aktivitas sehari-hari, sebetulnya membuat beberapa skenario bukan hal
yang asing bagi sebagian orang. Misalnya ketika hendak mudik menjelang
lebaran, mereka membuat beberapa alternatif alat transportasi yang
digunakan. Pilihan pertama mungkin tiket kereta. Bagaimana kalau tiket
kereta habis? Pilihan berikutnya tiket bis. Bagaimana kalau tiket bis
habis? Alternatifnya naik motor, atau naik travel, atau menggeser waktu
mudik menjadi setelah lebaran.
Itu
hanya satu contoh. Namun untuk hal yang paling urgen, yaitu kesehatan
dan keselamatan, kebanyakan orang abai. Mungkin karena tidak tahu,
tidak sadar, atau terlalu “percaya” kepada Tuhan.
Memang
ikut asuransi itu ada biayanya. Tapi biayanya tidaklah besar dibanding
manfaat yang diperoleh, yaitu tercegah dari pengeluaran yang jauh lebih
besar, tak terduga, dan tak terkendali. Dan terutama: melindungi
keluarga yang kita sayangi, agar kita dapat berbuat baik kepada mereka
bukan hanya ketika kita jaya, tapi juga ketika kita tak berdaya, bahkan
walau kita telah tiada. (sumber: http://myallisya.wordpress.com/2012/02/06/orang-orang-yang-hidup-dengan-satu-skenario/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar