Kamis, 21 Juni 2012

Kisah Seorang Ayah

Ada dua orang ayah. Ayah 'A' dan ayah 'B'. Keduanya sedang dalam kondisi kritis dan tahu sebentar lagi ajalnya akan tiba. Mereka kemudian memanggil istri dan anak-anaknya.

Pesan terakhir Ayah 'A' kpd anak sulungnya:
Nak, ayah sudah akan pergi. Sebagai anak sulung, kamu harus membantu Ibu menjaga keluarga ini. Tolong lunasi biaya RS selama ayah sakit. Kalau uangnya tidak cukup, juallah mobil atau rumah kita. Kalau masih tidak cukup juga, terpaksa kamu pinjam dengan saudara dulu. Biaya RS ayah memang mahal sekali. Ayah juga minta maaf karena kamu harus berhenti kuliah. Uang sisa tabungan harus didahulukan untuk menyekolahkan adik2mu yang masih kecil. Jaga Ibu dan adik2mu. Setelah itu Ayah 'A' meninggal.

Ayah B juga berpesan kepada anak sulungnya:
Nak, ayah sudah akan pergi. Sebagai anak sulung, kamu harus membantu Ibu menjaga keluarga ini. Jangan khawatir soal biaya RS. Walau biaya RS ini mahal, tapi asuransi kesehatan yang ayah ambil cukup untuk melunasi semuanya. Asuransi pendidikan sudah ayah siapkan untuk membiayai pendidikanmu dan adik2mu sampai jenjang tertinggi. Belajarlah dengan tenang. Asuransi jiwa ayah akan memberikan uang pertanggungan yang dapat digunakan untuk membuka usaha dan memenuhi kebutuhan hidup kalian. Hiduplah dengan tenang. Jaga Ibu dan adik2mu. Setelah itu Ayah 'B' pun meninggal.

Jika Anda adalah anak, Anda ingin menjadi Anak Ayah 'A'  atau Anak Ayah 'B'?

Kira-kira, anak-anak Anda menginginkan Anda kelak menjadi Ayah 'A' atau Ayah 'B'?


"Manfaat Asuransi bukan untuk diri kita sendiri. Asuransi melindungi masa depan keluarga dan orang-orang yang kita sayangi."

(Asuransi Penyakit Kritis) Perlindungan Sebelum Kejadian

Perlindungan Sebelum Kejadian (Asuransi Penyakit Kritis)


Pengobatan untuk Penyakit Kritis memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama. Untuk mendapatkan perawatan terbaik ketika resiko terjadi dan tujuan finansial masa depan tercapai, diperlukan perlindungan atas penyakit kritis pada saat kondisi kita sehat.
Seperti ungkapan bijak yang mengatakan “Kesehatan lebih utama daripada kekayaan”, semua orang sependapat bahwa kesehatan merupakan hal yang tidak ternilai harganya. Tentunya kita menginginkan bahwa kita akan tetap sehat dan terhindar dari segala penyakit. Kesehatan semakin mahal dan semakian berharga terutama pada saat ini. Selain dengan pola hidup yang sehat, berolahraga, ketenangan pikiran dan perawatan pencegahan, asuransi kesehatan juga merupakan investasi yang bijaksana untuk kesehatan Anda.
Perlindungan Sebelum KejadianAlasan utama pentingnya Anda memiliki asuransi adalah agar Anda mendapatkan perlindungan atas biaya yang tinggi apabila resiko penyakit terjadi apalagi terdiagnosa penyakit kritis. Pengobatan terhadap penyakit kritis tidak hanya menguras banyak biaya melainkan juga waktu penyembuhan yang cukup lama. Maka, tidak mengherankan bila banyak keluarga yang mengalami kesulitan finansial ketika tertimpa penyakit kritis.
Menurut data WHO, penyakit kritis yang menyebabkan kematian seperti Serangan Jantung, Kanker, Stroke menempati urutan tertinggi kasus yang terjadi terutama di kawasan Asia Tenggara. Kasus penyakit kritis meningkat dari tahun ke tahun serta biaya perawatan kesehatan yang semakin tinggi. Sebagai gambaran, jumlah kasus baru kanker di Indonesia sebanyak 300.000 – 360.000 kasus per tahun serta biaya perawatan kanker meningkat 25% dari 5 tahun yang lalu*.
Tingginya kebutuhan atas asuransi penyakit kritis terlihat dari data Allianz tahun 2010 menyebutkan klaim kematian sebagian besar disebabkan karena penyakit kritis. Kanker menempati urutan pertama klaim tertinggi di mana sebesar 26% dan Stroke menempati urutan kedua sebesar 17%. Sedangkan Serangan Jantung pada posisi keempat dengan 13% serta gagal ginjal di urutan ke 5 dengan klaim sebanyak 10%.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk mendapatkan perlindungan atas penyakit kritis pada saat kita dalam kondisi sehat. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk mendapatkan kebebasan secara finansial serta menjaga tujuan finansial di masa depan sekaligus untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan apabila terjadi resiko penyakit kritis.
Allianz menyediakan asuransi penyakit kritis yang mempunyai manfaat perlindungan berupa Uang Pertanggungan yang diberikan apabila Tertanggung divonis salah satu dari penyakit kritis yang ditanggung. Perlindungan tambahan (Riders) penyakit kritis dapat ditambahkan ke dalam produk asuransi dasar yang Anda miliki. Perlindungan tersebut atas 49 penyakit kritis seperti Jantung, Stroke, Kanker, Gagal Ginjal dan lain sebagainya. Sebagai ilustrasi, berikut disampaikan ilustrasi manfaat asuransi penyakit kritis pada salah satu produk SmartLink Allianz.
Usia 35 Tahun
Uang Pertanggungan Dasar Rp. 1 Milyar
Uang Pertanggungan Penyakit Kritis Rp. 500 Juta
Premi Dasar Rp. 25 Juta
Premi Top Up Rp. 25 Juta
masa Pembayaran 5 Tahun
Perlindungan Sebelum Kejadian
Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa apabila Tertanggung terdiagnosa Penyakit Kritis maka akan mendapatkan Uang Pertanggungan Penyakit Kritis sebesar Rp.500 Juta. Serta apabila Tertanggung meninggal dunia, walaupun Uang Pertanggungan Penyakit Kritis sudah dibayarkan sebelumnya - Uang Pertanggungan Dasar akan tetap dibayarkan sebesar Rp.1 Milyar serta Nilai Investasi yang terbentuk.
Asuransi Penyakit Kritis memang sangat diperlukan. Jadi tunggu apalagi, Sebelum terlambat - segera dapatkan perlindungan Penyakit Kritis dari Allianz.
*Data dari Pacific Bridge Medical – Asian Medical Publications

5 Fungsi Asuransi Penyakit Kritis

Asuransi penyakit kritis (Critical Illness) memiliki 5 fungsi:
1. Membiayai pengobatan penyakit kritis.
2. Membiayai perawatan setelah pengobatan penyakit kritis
3. Mengganti penghasilan yang hilang selama atau karena tidak bisa bekerja
4. Mencegah dari jeratan utang.
5. Memelihara kepercayaan diri.
Uang pertanggungan penyakit kritis mungkin memenuhi empat fungsi pertama, mungkin pula beberapa fungsi saja, atau mungkin saja satu fungsi pun tidak tercukupi. Oleh karena itu, UP proteksi penyakit kritis harus besar, lebih besar dari biaya untuk berobat, dan masih ada sisanya untuk biaya perawatan lanjutan, mengganti penghasilan, dan membayar utang (jika sebelumnya terpaksa berutang). Semua itu bermanfaat membawa seseorang pada fungsi kelima: terjaganya kepercayaan diri karena terhindar dari perasaan membebani orang lain.
Berapa UP penyakit kritis yang ideal? Tidak bisa ditentukan karena tergantung jenis penyakit yang mungkin menimpa dan biayanya. Barangkali UP 1 miliar adalah angka yang standar. Tapi berapa pun itu, tidak cukup sekalipun, UP penyakit kritis tetap berguna untuk mengurangi beban hidup.
Penyakit kritis itu sebagian besar tidak datang tiba-tiba, tapi hasil dari akumulasi kebiasaan dan gaya hidup yg buruk. Apalagi zaman sekarang, macam-macam sebab orang jadi sakit. Stres pekerjaan, polusi udara, rokok, kebanyakan duduk dan kurang olahraga, aneka makanan mengandung bahan kimia, dll. Semua itu terkumpul sedikit demi sedikit, menumpuk terus, seringkali tanpa disadari.
Penyakit kritis adalah sejenis penyakit yang datangnya perlahan-lahan, pengobatannya memerlukan waktu lama, sembuhnya perlahan-lahan, dan harus disertai perubahan gaya hidup dengan disiplin yang ketat. Jika tidak dapat disembuhkan, maka bisa berakibat hilangnya kemandirian hidup. Dan jika sampai pada umurnya, maka proses ke arah sana pun umumnya perlahan-lahan.
Jadi, siapkan diri anda menghadapi kondisi terburuk dalam hidup



http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/05/22/5-fungsi-asuransi-penyakit-kritis/

Minggu, 06 Mei 2012

Tips Memilih Agen Asuransi

Agen asuransi itu mitra anda seumur hidup, oleh karena itu perlu sedikit kejelian menemukannya. Menemukan agen asuransi yang baik itu terkadang jodoh-jodohan juga. Kalau beruntung, anda bisa bertemu dengan agen asuransi yang profesional dan bertanggung jawab. Kalau kurang beruntung, anda mungkin bertemu dengan agen asuransi yang hanya mengejar komisi, lalu setelah itu tak peduli lagi dengan anda. Di bawah ini saya sampaikan beberapa kriteria seorang agen yang baik, di mana anda beruntung kalau menemukannya. Saya katakan “beruntung” bukan berarti agen yang memenuhi kriteria ini sulit ditemukan. Banyak agen yang bagus, tapi memang lebih banyak lagi agen yang masih di bawah standar.
Saya mulai dari kriteria yang mudah dilihat, diukur, diketahui, atau dirasakan.
1.      Usianya masih relatif muda
Seorang agen diharapkan masih hidup ketika nasabahnya meninggal dunia, sehingga dia bisa mengurusi klaim nasabahnya. Tentunya tidak ada yang tahu masalah umur; agen yang masih muda pun bisa jadi meninggal lebih dulu. Tapi bicara harapan hidup, kita bisa berkata bahwa agen yang masih muda memiliki usia harapan hidup yang lebih lama daripada agen yang usianya lebih tua.

2.      Sudah memiliki produk yang ditawarkannya
Adalah ironi jika agen yang menawari suatu produk asuransi kepada anda, dia sendiri belum memilikinya. Pastikan anda menanyakan ini. Kalau perlu, anda bisa meminta lihat polis yang dia punya. Hal ini bukan sekadar untuk memastikan dia punya polis atau tidak, tapi terutama untuk mengecek keterangan-keterangan yang diberikannya.
3.      Memiliki lisensi keagenan dari AAJI
Pastikan calon agen anda memiliki lisensi keagenan dari AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia). Anda bisa menanyakannya langsung kepadanya, dan dia akan senang menunjukkan lisensinya.
4.      Sudah cukup lama jadi agen, tapi juga tidak terlalu lama
Sudah cukup lama jadi agen menunjukkan konsistensi dia dalam profesinya. Kalau agen masih baru, bisa jadi dia akan beralih profesi ketika prestasinya sebagai agen kurang bagus. Sebaliknya, agen yang sudah terlalu lama mungkin nasabahnya sangat banyak sehingga perhatiannya kepada anda tidak akan sebaik kalau nasabahnya masih sedikit.
5.      Menguasai produk dengan baik
Agen yang penguasaan produknya bagus, dia akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan anda secara meyakinkan. Anda akan mengetahui apakah kriteria ini terpenuhi dari jawaban-jawabannya; jika jawabannya menambah kebingungan, berarti dia kurang menguasai produknya. Atau mungkin dia cukup menguasai tapi cara penyampaian kurang tepat. Beri dia kesempatan untuk berlatih dengan calon nasabah lain.
6.      Mudah dihubungi dan bukan orang yang sibuk
Agen yang masih nyambi dengan pekerjaan lamanya, mungkin dia akan mendahulukan pekerjaannya ketimbang merespon permintaan anda. Bukan karena dia mau begitu, tapi terkadang sifat pekerjaannya memang mendesak untuk diprioritaskan.
Mudah dihubungi berarti cepat merespon ketika anda menghubungi dia, baik lewat telepon, sms, atau email. Pindahlah ke agen lain jika anda merasa agen yang anda hubungi lambat memberikan respon atas pertanyaan atau permintaan anda.
 7.      Memahami perencanaan keuangan
Asuransi merupakan bagian dari perencanaan keuangan. Agen asuransi yang baik akan ikut membantu perencanaan keuangan anda supaya keuangan anda sehat, bukan sekadar mengejar premi besar. Menurut para perencana keuangan, maksimal premi untuk asuransi adalah 10% dari penghasilan. Khusus produk unit link, karena dia sekaligus investasi, maka maksimal preminya bisa lebih besar, mungkin 15 atau 20%.
8.      Bisa jadi teman
Agen asuransi adalah mitra seumur hidup. Poin ini penting. Seorang agen yang baik akan senang jika dia dianggap teman oleh nasabahnya. Seorang agen tidak akan keberatan jika diundang main ke rumah oleh nasabahnya, walaupun sekadar untuk ngobrol ngalor-ngidul. Agen yang baik selalu senang bersilaturahim.
9.      Pilihlah dari beberapa agen
Setelah anda menemukan agen yang memenuhi kriteria di atas, anda memerlukan beberapa perbandingan. Kalau perlu panggillah beberapa agen ke rumah, lalu pilih yang paling cocok dengan anda.
Selamat memilih.

Senin, 30 April 2012

Umur Sudah Tua, Perlukah Asuransi Jiwa?

Umur Sudah Tua, Perlukah Asuransi Jiwa?

Jika pertanyaan di atas diajukan kepada orang yang saat ini berusia 30-an tahun, mungkin dia akan menjawab “tidak perlu”. Kenapa? Karena dia akan merencanakan keuangan dengan baik dan berinvestasi seoptimal mungkin sehingga pada usia tua (di atas 50 tahun), hartanya sudah cukup banyak dan dia tidak perlu lagi uang dari asuransi.
Tapi jika pertanyaan di atas diajukan kepada orang yang saat ini sudah berusia di atas 50-an, apa jawabannya? Saya memperkirakan setidaknya ada lima kemungkinan jawaban, tergantung kondisi yang bersangkutan:
1. Tidak Butuh
Jika si orang tua telah berinvestasi dengan baik semasa muda, dan kini aset-asetnya sudah bejibun, semua anaknya sudah mandiri, dan tidak lagi punya utang, maka dia tidak butuh asuransi jiwa. Yang dia butuhkan hanya asuransi kesehatan, atau sejumlah uang yang cukup untuk membayar biaya-biaya kesehatannya.
2. Butuh
Jika si orang tua tidak berinvestasi sejak muda, atau sekarang masih punya anak yang harus dinafkahi, atau utangnya belum lunas, maka dia masih butuh asuransi jiwa.

3. Perlu
Mungkin anak-anak sudah mandiri, tapi hidup mereka masih pas-pasan. Tempat tinggal masih ngontrak atau malah masih numpang. Ingin kredit rumah, DP-nya kemahalan. Dan melihat perkembangan karir mereka sekarang, sepertinya butuh waktu sangat lama bagi mereka untuk mengumpulkan uang kontan puluhan juta untuk bayar DP rumah, atau mungkin tidak akan kesampaian.
Si orang tua ingin sekali membantu anak-anaknya, tapi hartanya juga tidak banyak-banyak amat. Maka salah satu cara yang bisa dia tempuh adalah mengambil asuransi jiwa. Tepatnya asuransi jiwa yang bisa berlaku seumur hidup. Saya kira UP 100 juta atau 200 juta akan sangat berharga untuk anak-anaknya. Dan untuk orang tua di atas 50-an, preminya malah lebih murah di unit link daripada di term life. Selain itu unit link bisa berlaku seumur hidup, term life tidak.
Dengan cara ini, walaupun ketika hidupnya si orang tua melihat anak-anaknya masih ngontrak, ia bisa memastikan anak-anaknya punya rumah ketika ia meninggal dunia.
4. Ingin
Jika si orang tua telah punya aset yang cukup, tidak lagi punya tanggungan dan utang, anak-anaknya juga sudah mandiri dan mapan, maka bisa saja dia mengambil asuransi jiwa atau mempertahankan asuransi jiwa yang telah dimilikinya.
Lalu untuk apa uang pertanggungannya?
Untuk disedekahkan.
Saya ingin menegaskan poin keempat ini. Marilah kita berpikir lebih jangka panjang, bervisi lebih akhirat. Uang pertanggungan asuransi jiwa, mungkin 1 miliar, 500 juta, atau hanya 100 juta, akan cukup besar nilainya jika disumbangkan. Pernahkah anda menyumbang uang sebesar itu untuk pembangunan masjid? Atau untuk panti asuhan? Atau untuk sebuah lembaga pendidikan? Atau untuk lembaga penelitian kanker? Atau untuk memodali seorang yang tengah merintis usaha keluar dari kemiskinan?
Dengan memiliki asuransi jiwa, kita bisa menyumbang uang sebesar yang bisa dilakukan orang-orang kaya dan dermawan. Asal tempat penyalurannya tepat, sedekah kita akan bernilai jariyah, yang pahalanya mengalir terus sampai hari kebangkitan. Semoga.
5. Tidak Bisa
Ada orang tua yang sebetulnya masih butuh asuransi jiwa; dia masih punya anak kecil, KPR belum lunas, dan anak yang paling tua pun belum mapan ekonominya.
Tapi asuransi jiwa bukan barang yang gampang dibeli siapa saja. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memiliki asuransi jiwa, yaitu mereka yang sehat.
Jika orang yang sudah tua ini tidak sehat lagi fisiknya, walaupun punya uang dia tidak akan bisa beli asuransi jiwa.

(sumber:  http://myallisya.wordpress.com/2012/04/02/umur-sudah-tua-perlukah-asuransi-jiwa/ )

Lengkapi Perencanaan Keuangan Anda dengan Asuransi Jiwa

Perencanaan keuangan belumlah lengkap tanpa asuransi, terutama asuransi jiwa. Kita sudah berusaha dengan susah payah mengumpulkan uang untuk kebutuhan masa depan, tiba-tiba pada suatu waktu musibah datang. Mungkin sakit kritis, mungkin kecelakaan. Dalam sekejap, uang yang telah terkumpul bisa hilang. Dan jika musibah itu berupa kematian pada orang yang menjadi tumpuan penghasilan, keluarga yang ditinggalkan akan kebingungan dalam kesedihan.
Asuransi melindungi hasil usaha kita (penghasilan, tabungan, investasi, aset) dari risiko yang mungkin terjadi dalam masa perjanjian, seperti sakit, kecelakaan, dan kematian. Asuransi tidak berwenang mencegah terjadinya musibah. Kita pun tentunya berharap hidup kita senantiasa aman tenteram sentosa selamanya. Tapi jika misalnya peristiwa tak diinginkan itu datang, asuransi akan meringankan beban kita dalam masalah keuangan.
Sakit butuh duit. Kecelakaan menguras uang. Kematian pun ada ongkosnya, khususnya bagi yang ditinggalkan. Tanpa asuransi, bisa jadi penghasilan kita, tabungan, hasil investasi, dan aset akan tersedot untuk membiayai hal-hal itu. Padahal mestinya penghasilan itu kita gunakan untuk biaya hidup, tabungan untuk pendidikan anak, hasil investasi untuk ibadah haji, dan aset untuk dana pensiun. Semua impian bisa berantakan, cita-cita bisa kandas, bahkan kekayaan bisa ludes, hanya karena kita lupa menyertakan asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
Oleh karena itu, sekali lagi, lengkapi perencanaan keuangan anda dengan asuransi. Insya Allah, semua apa yang kita impikan bisa lebih terjamin pewujudannya.

(sumber; http://myallisya.wordpress.com/2011/12/17/lengkapi-perencanaan-keuangan-anda-dengan-asuransi-jiwa/)

Orang-orang yang Hidup dengan Satu Skenario


Kebanyakan orang menjalani hidup dengan satu skenario saja. Ketika melewati pintu rumah pada suatu pagi, mereka yakin akan sampai di kantor satu atau dua jam kemudian, lalu pulang ke rumah pada sore hari. Mereka tak punya alternatif bagaimana kalau ada hambatan di perjalanan sehingga terlambat masuk kantor, atau bagaimana jika sepulang dari kantor mereka tidak pernah lagi sampai di rumah.
Hidup ini penuh misteri, tak cukup dihadapi dengan satu skenario saja. Ketika pada suatu pagi kita melangkah ke luar rumah, ada beragam kemungkinan menanti kita. Kemungkinan-kemungkinan itu sangat banyak, bisa tak terhitung. Kita tak pernah tahu mana yang akan terjadi.
Tapi pengetahuan dan akal sehat manusia telah mengelompokkannya. Secara garis besar ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan baik dan kemungkinan buruk. Kemungkinan baik, marilah kita sambut dengan syukur. Kemungkinan buruk, marilah kita antisipasi sebelum terjadi.
Salah satu bentuk antisipasi atas kemungkinan buruk adalah asuransi. Karena asuransi bicara kemungkinan buruk, banyak orang lebih suka tidak membahasnya. Tapi seperti kata pepatah, “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Membicarakannya sekarang lebih baik daripada menyesal setelah kejadian.
Sekali lagi hidup ini dan terutama masa depan sangatlah penuh misteri, maka kita butuh beberapa skenario untuk menjalaninya. Ada sejumlah skenario yang ditawarkan asuransi, antara lain skenario jika sehat-selamat, skenario jika sakit, jika kecelakaan, jika cacat, dan jika pindah ke lain dunia.
Jika orang hanya hidup dengan satu skenario, yaitu skenario sehat-selamat saja, maka akan ada banyak kesulitan jika ternyata skenario lain yang dia alami. Seringkali kesulitan itu bukan dia sendiri yang merasakan, melainkan terutama keluarganya. Siapa yang pusing jika seorang ayah kecelakaan, apalagi sampai meninggal dunia? Istri dan anak-anaknya.
Dalam aktivitas sehari-hari, sebetulnya membuat beberapa skenario bukan hal yang asing bagi sebagian orang. Misalnya ketika hendak mudik menjelang lebaran, mereka membuat beberapa alternatif alat transportasi yang digunakan. Pilihan pertama mungkin tiket kereta. Bagaimana kalau tiket kereta habis? Pilihan berikutnya tiket bis. Bagaimana kalau tiket bis habis? Alternatifnya naik motor, atau naik travel, atau menggeser waktu mudik menjadi setelah lebaran.
Itu hanya satu contoh. Namun untuk hal yang paling urgen, yaitu kesehatan dan keselamatan, kebanyakan orang abai. Mungkin karena tidak tahu, tidak sadar, atau terlalu “percaya” kepada Tuhan.
Memang ikut asuransi itu ada biayanya. Tapi biayanya tidaklah besar dibanding manfaat yang diperoleh, yaitu tercegah dari pengeluaran yang jauh lebih besar, tak terduga, dan tak terkendali. Dan terutama: melindungi keluarga yang kita sayangi, agar kita dapat berbuat baik kepada mereka bukan hanya ketika kita jaya, tapi juga ketika kita tak berdaya, bahkan walau kita telah tiada. 

(sumber: http://myallisya.wordpress.com/2012/02/06/orang-orang-yang-hidup-dengan-satu-skenario/ )