Senin, 30 April 2012

Umur Sudah Tua, Perlukah Asuransi Jiwa?

Umur Sudah Tua, Perlukah Asuransi Jiwa?

Jika pertanyaan di atas diajukan kepada orang yang saat ini berusia 30-an tahun, mungkin dia akan menjawab “tidak perlu”. Kenapa? Karena dia akan merencanakan keuangan dengan baik dan berinvestasi seoptimal mungkin sehingga pada usia tua (di atas 50 tahun), hartanya sudah cukup banyak dan dia tidak perlu lagi uang dari asuransi.
Tapi jika pertanyaan di atas diajukan kepada orang yang saat ini sudah berusia di atas 50-an, apa jawabannya? Saya memperkirakan setidaknya ada lima kemungkinan jawaban, tergantung kondisi yang bersangkutan:
1. Tidak Butuh
Jika si orang tua telah berinvestasi dengan baik semasa muda, dan kini aset-asetnya sudah bejibun, semua anaknya sudah mandiri, dan tidak lagi punya utang, maka dia tidak butuh asuransi jiwa. Yang dia butuhkan hanya asuransi kesehatan, atau sejumlah uang yang cukup untuk membayar biaya-biaya kesehatannya.
2. Butuh
Jika si orang tua tidak berinvestasi sejak muda, atau sekarang masih punya anak yang harus dinafkahi, atau utangnya belum lunas, maka dia masih butuh asuransi jiwa.

3. Perlu
Mungkin anak-anak sudah mandiri, tapi hidup mereka masih pas-pasan. Tempat tinggal masih ngontrak atau malah masih numpang. Ingin kredit rumah, DP-nya kemahalan. Dan melihat perkembangan karir mereka sekarang, sepertinya butuh waktu sangat lama bagi mereka untuk mengumpulkan uang kontan puluhan juta untuk bayar DP rumah, atau mungkin tidak akan kesampaian.
Si orang tua ingin sekali membantu anak-anaknya, tapi hartanya juga tidak banyak-banyak amat. Maka salah satu cara yang bisa dia tempuh adalah mengambil asuransi jiwa. Tepatnya asuransi jiwa yang bisa berlaku seumur hidup. Saya kira UP 100 juta atau 200 juta akan sangat berharga untuk anak-anaknya. Dan untuk orang tua di atas 50-an, preminya malah lebih murah di unit link daripada di term life. Selain itu unit link bisa berlaku seumur hidup, term life tidak.
Dengan cara ini, walaupun ketika hidupnya si orang tua melihat anak-anaknya masih ngontrak, ia bisa memastikan anak-anaknya punya rumah ketika ia meninggal dunia.
4. Ingin
Jika si orang tua telah punya aset yang cukup, tidak lagi punya tanggungan dan utang, anak-anaknya juga sudah mandiri dan mapan, maka bisa saja dia mengambil asuransi jiwa atau mempertahankan asuransi jiwa yang telah dimilikinya.
Lalu untuk apa uang pertanggungannya?
Untuk disedekahkan.
Saya ingin menegaskan poin keempat ini. Marilah kita berpikir lebih jangka panjang, bervisi lebih akhirat. Uang pertanggungan asuransi jiwa, mungkin 1 miliar, 500 juta, atau hanya 100 juta, akan cukup besar nilainya jika disumbangkan. Pernahkah anda menyumbang uang sebesar itu untuk pembangunan masjid? Atau untuk panti asuhan? Atau untuk sebuah lembaga pendidikan? Atau untuk lembaga penelitian kanker? Atau untuk memodali seorang yang tengah merintis usaha keluar dari kemiskinan?
Dengan memiliki asuransi jiwa, kita bisa menyumbang uang sebesar yang bisa dilakukan orang-orang kaya dan dermawan. Asal tempat penyalurannya tepat, sedekah kita akan bernilai jariyah, yang pahalanya mengalir terus sampai hari kebangkitan. Semoga.
5. Tidak Bisa
Ada orang tua yang sebetulnya masih butuh asuransi jiwa; dia masih punya anak kecil, KPR belum lunas, dan anak yang paling tua pun belum mapan ekonominya.
Tapi asuransi jiwa bukan barang yang gampang dibeli siapa saja. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memiliki asuransi jiwa, yaitu mereka yang sehat.
Jika orang yang sudah tua ini tidak sehat lagi fisiknya, walaupun punya uang dia tidak akan bisa beli asuransi jiwa.

(sumber:  http://myallisya.wordpress.com/2012/04/02/umur-sudah-tua-perlukah-asuransi-jiwa/ )

Lengkapi Perencanaan Keuangan Anda dengan Asuransi Jiwa

Perencanaan keuangan belumlah lengkap tanpa asuransi, terutama asuransi jiwa. Kita sudah berusaha dengan susah payah mengumpulkan uang untuk kebutuhan masa depan, tiba-tiba pada suatu waktu musibah datang. Mungkin sakit kritis, mungkin kecelakaan. Dalam sekejap, uang yang telah terkumpul bisa hilang. Dan jika musibah itu berupa kematian pada orang yang menjadi tumpuan penghasilan, keluarga yang ditinggalkan akan kebingungan dalam kesedihan.
Asuransi melindungi hasil usaha kita (penghasilan, tabungan, investasi, aset) dari risiko yang mungkin terjadi dalam masa perjanjian, seperti sakit, kecelakaan, dan kematian. Asuransi tidak berwenang mencegah terjadinya musibah. Kita pun tentunya berharap hidup kita senantiasa aman tenteram sentosa selamanya. Tapi jika misalnya peristiwa tak diinginkan itu datang, asuransi akan meringankan beban kita dalam masalah keuangan.
Sakit butuh duit. Kecelakaan menguras uang. Kematian pun ada ongkosnya, khususnya bagi yang ditinggalkan. Tanpa asuransi, bisa jadi penghasilan kita, tabungan, hasil investasi, dan aset akan tersedot untuk membiayai hal-hal itu. Padahal mestinya penghasilan itu kita gunakan untuk biaya hidup, tabungan untuk pendidikan anak, hasil investasi untuk ibadah haji, dan aset untuk dana pensiun. Semua impian bisa berantakan, cita-cita bisa kandas, bahkan kekayaan bisa ludes, hanya karena kita lupa menyertakan asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
Oleh karena itu, sekali lagi, lengkapi perencanaan keuangan anda dengan asuransi. Insya Allah, semua apa yang kita impikan bisa lebih terjamin pewujudannya.

(sumber; http://myallisya.wordpress.com/2011/12/17/lengkapi-perencanaan-keuangan-anda-dengan-asuransi-jiwa/)

Orang-orang yang Hidup dengan Satu Skenario


Kebanyakan orang menjalani hidup dengan satu skenario saja. Ketika melewati pintu rumah pada suatu pagi, mereka yakin akan sampai di kantor satu atau dua jam kemudian, lalu pulang ke rumah pada sore hari. Mereka tak punya alternatif bagaimana kalau ada hambatan di perjalanan sehingga terlambat masuk kantor, atau bagaimana jika sepulang dari kantor mereka tidak pernah lagi sampai di rumah.
Hidup ini penuh misteri, tak cukup dihadapi dengan satu skenario saja. Ketika pada suatu pagi kita melangkah ke luar rumah, ada beragam kemungkinan menanti kita. Kemungkinan-kemungkinan itu sangat banyak, bisa tak terhitung. Kita tak pernah tahu mana yang akan terjadi.
Tapi pengetahuan dan akal sehat manusia telah mengelompokkannya. Secara garis besar ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan baik dan kemungkinan buruk. Kemungkinan baik, marilah kita sambut dengan syukur. Kemungkinan buruk, marilah kita antisipasi sebelum terjadi.
Salah satu bentuk antisipasi atas kemungkinan buruk adalah asuransi. Karena asuransi bicara kemungkinan buruk, banyak orang lebih suka tidak membahasnya. Tapi seperti kata pepatah, “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Membicarakannya sekarang lebih baik daripada menyesal setelah kejadian.
Sekali lagi hidup ini dan terutama masa depan sangatlah penuh misteri, maka kita butuh beberapa skenario untuk menjalaninya. Ada sejumlah skenario yang ditawarkan asuransi, antara lain skenario jika sehat-selamat, skenario jika sakit, jika kecelakaan, jika cacat, dan jika pindah ke lain dunia.
Jika orang hanya hidup dengan satu skenario, yaitu skenario sehat-selamat saja, maka akan ada banyak kesulitan jika ternyata skenario lain yang dia alami. Seringkali kesulitan itu bukan dia sendiri yang merasakan, melainkan terutama keluarganya. Siapa yang pusing jika seorang ayah kecelakaan, apalagi sampai meninggal dunia? Istri dan anak-anaknya.
Dalam aktivitas sehari-hari, sebetulnya membuat beberapa skenario bukan hal yang asing bagi sebagian orang. Misalnya ketika hendak mudik menjelang lebaran, mereka membuat beberapa alternatif alat transportasi yang digunakan. Pilihan pertama mungkin tiket kereta. Bagaimana kalau tiket kereta habis? Pilihan berikutnya tiket bis. Bagaimana kalau tiket bis habis? Alternatifnya naik motor, atau naik travel, atau menggeser waktu mudik menjadi setelah lebaran.
Itu hanya satu contoh. Namun untuk hal yang paling urgen, yaitu kesehatan dan keselamatan, kebanyakan orang abai. Mungkin karena tidak tahu, tidak sadar, atau terlalu “percaya” kepada Tuhan.
Memang ikut asuransi itu ada biayanya. Tapi biayanya tidaklah besar dibanding manfaat yang diperoleh, yaitu tercegah dari pengeluaran yang jauh lebih besar, tak terduga, dan tak terkendali. Dan terutama: melindungi keluarga yang kita sayangi, agar kita dapat berbuat baik kepada mereka bukan hanya ketika kita jaya, tapi juga ketika kita tak berdaya, bahkan walau kita telah tiada. 

(sumber: http://myallisya.wordpress.com/2012/02/06/orang-orang-yang-hidup-dengan-satu-skenario/ )

Belum Menikah, Butuhkah Asuransi?


Tulisan di bawah ini saya salin dengan izin dari blog Jauhari MK, seorang perencana keuangan independen, di http://finplanner-jauhari.blogspot.com/2011/09/belum-menikah-butuhkah-asuransi.html. Terima kasih. Semoga bermanfaat.
Banyak yang berpendapat termasuk beberapa pakar keuangan menyampaikan tidak ada manfaatnya bagi yang belum berkeluarga mengambil asuransi jiwa.
Kalaupun dia meninggal, belum punya tanggungan dan orang tuanya tidak membutuhkan uang tersebut. Betul, jika asumsi / kondisi-nya orang tuanya kaya. Sehingga tidak ada gunanya ambil asuransi.
Saya pribadi merekomendasikan meskipun masih bujangan untuk tetap mengambil asuransi. Mengapa ?
  • Masih muda sehingga bisa mendapatkan Uang Pertanggungan dan benefit lainnya dengan premi yang relatif murah.

  • Bermain aman untuk masa depan, daripada menunda dan terkena musibah (sakit atau kecelakaan) yang mengakibatkan  asuransinya terkena pengecualian atau bahkan ditolak.
  • Memaksimalkan the magic interest compound, ini berlaku jika mengambil asuransi tipe unitlink.  Sehingga hasil investasinya berbeda dengan orang yang menunda 5 tahun atau bahkan 10 tahun kemudian. Hasilnya akan jauh berlipat lipat.
  • Dan satu hal yang sebetulnya ingin saya sosialisasikan ; terutama untuk yang mau ber-visi sedikit lebih jauh. Wasiatkan pada orang tua atau saudara kita bahwa Uang Pertanggungan Asuransi ini, jika meninggal sebelum dia berkeluarga untuk diberikan atau disedekahkan sebagian atau seluruhnya untuk lembaga atau yayasan sosial.
Masih banyak di sekitar kita yang membutuhkan banyak bantuan apalagi di daerah daerah pelosok di Indonesia tercinta ini. Uang Pertanggunan Asuransi merupakan sumbangan yang cukup besar bagi mereka.
Apakah di jamin meninggal muda akan masuk surga ? Apakah pahala kita cukup ? Atau dosa kita yang kebanyakan ?
Dengan mensedekahkan uang pertanggungan, maka kita melakukan investasi amal yang akan terus menerus mengalir menambah ke timbangan pahala kita.
Sehingga si bujangan atau gadis ini memiliki harapan, nanti jika saatnya di timbang kelak, timbangan pahalanya lebih berat dari dosanya, amien.
Serta satu hal yang pasti kalau Sakit Kritis kamu tidak akan membebani orang tuamu dengan biaya medis yang tinggi. 
Bawa Visi-mu Lebih Tinggi.
(sumber:  http://myallisya.wordpress.com/2012/03/29/belum-menikah-butuhkah-asuransi/)

Rabu, 25 April 2012

Cukupkah Proteksi asuransi yg sudah anda miliki...???


Sadar atau tdk, mw tak mw, kita semua sudah punya takdirnya ada 5 takdir kita :
1. LAHIR.. yah skrg kita uda lahir dan bisa baca tulisan ini..:s

2. SAKIT .. Data WHO 65% didunia org meninggal krn penyakit KRITIS, 30% krn kecelakaan  dan 5% krn penyakit baru dan bunuh diri..

3. MATI.. sebab kematian ada 2 klu gak krn SAKIT KRITIS yah KECELAKAAN..keduanya keluar BIAYA yg Sangat besar dan sadar kah??..... KITA selama ini kerja  keras  nabung, kumpulin  duit bukan hanya buat Keluarga KITA TAPI buat keluarga ORG LAIN !!!..

4. TUA... Usia Tua setiap org BAKAL mengalaminya tanpa kecuali hanya bedanya jalan yg ditempuh saat pindah dunia, apakah meninggal tenang dgn muka masih tersenyum, atau sakit dulu dan habisin dulu uang tabungan pensiun (jika ada) atau kuras dulu harta kekayaan anak yg belasan thn bangun hasil dari kerja keras

5. Kecelakaan.. yah ini takdir kita yg berikutnya 30% dari 100% org meninggal krn kecelakaan...

Betapa Pentingnya Asuransi bagi anda dan Keluarga??

Dan cukupkah Proteksi asuransi yg sudah anda miliki...???

Info lebih lanjut hub saya :

Sinta Maulana Pertiwi
Business Manager
Allianz Star Network
pin:28CE638F
0852 4017 7426

Beberapa Penyebab Pindah Dunia

Dlm kehidupan setiap org pasti akn mengalami 1 masalah bsr dlm seumur hidup yaitu pindah dunia, hanya bedanya penyebab pindah dunia karena apa?

1. Sakit kritis
2. Kecelakaan/musibah
3. Usia Tua

A. Sakit kritis yaitu penyakit yg plg ditakuti semua org saat ini, bisa terjadi kepada siapa saja tanpa melihat usia, dan bila ini terjadi pada salah 1 anggota keluarga akn membuat keuangan keluarga terkuras habis dan jatuh miskin lebih buruk lagi yg kena sakit kritis adalah pencari nafkah dan org yg tergantungnya seperti istri, anak, ortu akan ikut menderita.

B. Kecelakaan/musibah
Pindah dunia disebabkan oleh Kecelakaan/musibah bisa terjadi kapan saja tanpa diundang dan bila kecelakaan/musibah terjadi pada pencari nafkah baik pindah dunia maupun cacat total keluarga yg ditinggal akan mengalami kesulitan keuangan terutama ortu, suami, istri dan anak.

C. Usia Tua setiap org akan mengalaminya tanpa kecuali hanya bedanya jalan yg ditempuh saat pindah dunia, apakah meninggal tenang dgn muka masih tersenyum, atau sakit dulu dan habisin dulu uang tabungan pensiun (jika ada) atau kuras dulu harta kekayaan anak yg belasan thn bangun hasil dari kerja keras.

Kita suka tak suka, mau tak mau bisa terjadi kapan saja.
Kita tidak ada pilihan!!! Tetapi Kami Punya Solusi yaitu ALLIANZ The First You Choice A to Z.

Rabu, 11 April 2012

Perlukah Asuransi ???

Mr X seorang karyawan swasta yang sudah mapan, setelah 15 tahun berkarir sudah mempunyai segalanya, rumah, mobil dan tabungan. Hanya satu yang belum dia punya, yaitu asuransi jiwa, karena menganggapnya tidak terlalu perlu, padahal gaji bulanannya merupakan sumber penghasilan satu satunya.

Mujur tak dapat di raih, malang tak dapat ditolak. Suatu saat dia terserang penyakit. Awalnya disangka penyakit biasa, tetapi ketika pengaruhnya semakin parah, akhirnya dia harus cek medik lengkap. Hasilnya, ternyata dia mengidap sejenis kanker ganas & harus segera di operasi, dan perkiraan biayanya skt 200 juta. Dgn tabungan hanya skt 100 jt, mau tdk mau dia harus meminjam ke sana kemari atau terpaksa harus menjual aset yang dia punya.

Situasi ini tentu sangat memberatkan Mr. X. Jika operasinya sukses, Mr X tetap kehilangan uang dan aset yang dia punya. Kalau misalnya terjadi lbh parah,misal operasinya gagal dan dia meninggal, selain kehilangan uang tabungan dan aset, sumber mata pencaharian keluarganya pun terhenti. Pastilah anak dan istrinya yang menjadi korban. Kesenangan dan kebahagiaan keluarga yang dulunya dia anggap mapan, sirna dalam sesaat.

Melihat kasus ini , dapat dikatakan bahwa tabungan dan aset akan hilang dalam sekejap bila Anda sakit sehingga jerih payah dan harapan terhadap tabungan Anda yang terkumpul mendadak sirna. Kalau kita meninggal, keadaan pun akan bertambah parah.

Perlukah Asuransi??............

We can make decision, for our Family..

Kamis, 05 April 2012

MASA "BEBAS MEDICAL CHECK UP" DIPERPANJANGsampai dengan 30 APRIL 2012

KABAR GEMBIRA !!

Anda punya tante , paman , orang tua , mertua atau relasi bisnis , ingin diproteksi asuransi , tetapi tdk ada waktu untuk  lakukan medical cek up ??

Jika dokter minta 1 M cash u pengobatan anda saat ini sdh siapkah anda ? Jika saudara atau sahabat anda terkena penyakit kritis ( jantung , kanker , stroke, lever , ginjal , kebutaan dll ) sdh kah siap kan danannya sebesar 1 M ?


Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi , PT Asuransi ALLIANZ LIFE Indonesia memutuskan memenuhi permintaan agen leader dan calon nasabah untuk MEMPERPANJANG MASA "BEBAS MEDICAL CHECK UP" sampai dengan 30 APRIL 2012 untuk Calon Tertanggung s/d usia 70 tahun  dengan ketentuan
SEHAT, TIDAK OVER weight atau pun UNDER weight dan berumur maksimal 70 Tahun dan UP MAKSIMUM 1 MILYAR bagi NASABAH BARU.

Miliki segera perlindingan asuransi sebesar 1 M dgn premi yg terjangkau dan NON MEDICAL CEK UP.

Allianz bayar cash 1 M jika anda terkena salah satu dari penyakit kritis , misal kebutaan dll . Lalu premi anda dibayarkan selanjutnya oleh Allianz , sehingga anda tetap punya dana pensiun dan warisan sebesar 1 M ( bisa lebih sesuai permintaan ).

Untuk penjelasan lebih detail mengenai Campaign Non Medical proteksi Allianz ini, dapat menghubungi saya :
Sinta M Pertiwi
0852 4017 7426
Email: sinta_ars@yahoo.com
Pin  : 28CE638F